Sabtu, 21 November 2020

Ketika Mendewasa

Dan dirinya mendewasa.

Yakni tidak lagi seperti sebelumnya.

Yakni dirinya berubah serta.

Tak lagi seperti masa sebelumnya.

 

Di fase itu.

Ia termangu di fase itu.

Ia terjerembab di fase itu.

Ia, stuck di fase itu.

 

Hanya berpikir bagaimana menjalaninya

Bagaimana melaluinya..

“Aku harus bagaimana”

ujarnya pada dunia..

Pada kehidupan.

 

Sebenarnya Bagian Hidup Itu

Sebenarnya, bagian hidup itu

adalah tentang berani memunculkan diri.

Berani memunculkan apa yang kita bisa,

apa yang kita hasilkan, apa yang ada pada kita,

khas kita mungkin sebagai versi terbaik diri.

 

Tapi, dalam hal itu juga berbarengan dengan

bisa salah penyampaian. Salah seni menunjukkan.

Sehingga membuat perspektif diri malah meleset dimata luar.

Karena itulah harus yang tentu keraguan tertepiskan.

Mutlak ditunjukkan, atau baiknya disembunyikan. 

 

Setiap Orang Punya Caranya Sendiri-sendiri

Tentang menyampaikan sesuatu.

Tentang apa yang dikeluhkan.

Tentang apa yang melekat dalam pikiran.

Setiap diri dengan pembawaannya masing-masing.

 

Beragam pasti.

Tapi kadang-kadang orang tak setuju,

tak sepaham dengan penyampaiannya,

tak jarang seolah membenci.

 

Tapi disatu sisi, bagi orang-orang

yang berpikiran terbuka katanya,

tak ada yang benar atau salah

tentang sesuatu apapun.

Yang ada hanya tentang

memahami dan menerima.

 

Atas semua perbedaan itu.

Atas sudut pandang sudut pandang itu.

Atas yang namanya karakter-karakter

yang melekat pada diri itu.

Semuanya adalah hak masing-masing..

 

Tentang Hidup

Siapa yang tahu selebihnya.

Tak ada yang bisa menerka. Siapapun.

Semuanya adalah sudah ketentuan.

Dan telak, ini hanya sebatas perjalanan.

Akan ada fase kita dihampiri permasalahan.

Akan ada fase, kita harus berjalan sendirian.

 

Jangan merasa gelap.

Di dimensi lainnya,

di dimensi pikiranmu yang lainnya,

yang harus dibalikan itu.

 

Di dimensi hidupmu yang lainnya,

yang harus lebih dirasa lagi itu.

Hidupmu sebegitu bermakna.

Kamu hanya perlu menikmatinya.

Mungkin sebagian terintinya, itu saja.

 

Semua Ini Tentang Ketidaktentuan

Semua ini tentang ketidaktentuan.

Juga karena tentang sementara.

Juga karena tentang belum menemukan alasan.

Semua tenggelam. Dalam lingkup itu.

Semua mencoba. Semua mengarungi saja.

Mencari-cari katanya. Berharap-harap saja.

 

Kemudian, selebihnya entah tentang keberuntungan.

Selebihnya entah memang karena kualitas usaha.

Selebihnya, entah karena dengan cara yang berbeda..

 

Entahlah. Sudah pasti beragam.

Dari si keseluruhan itu.

Entahlah tentang ujungnya.

Entahlah tentang maknanya.

Entahlah tentang maksudnya.

Kadang orang-orang hanya ingin

berjalan saja tanpa sebenarnya punya tujuan.

Mereka hanya berharap-harap,

siapa tahu ditengah perjalanan menemukan sesuatu.. 

 

Aku Tak Menyesali

Pada akhirnya aku mencoba-coba.

Mungkin karena sudah merasa waktunya.

Setelah sebelumnya benar terlalu lama,

berdiam saja.

 

Aku mencoba mengenali beberapa.

Aku mencoba menyelami dan menyapa.

Aku, mencoba.

 

Tetapi ternyata memang perihal kehidupan

tidak selalu indah.

Atau memang indah itu tercipta karena adanya

perselingan dari bahagia dan derita.

 

Pada intinya, aku menerima.

Bagian ini. Episode ini.

Pengalaman ini, pembelajaran.

Untuk langkah-langkahku kedepan.

 

Aku tak menyesali.

Aku tak mengecewai diri sendiri.

Aku baik-baik saja dengan ini.

Aku, menikmati semua bagian ini.

 

Menyesuaikan Diri Sendiri

Menyesuaikan diri sendiri.

Tak bisa atau tak mampu

melakukan hal

yang tak bisa dilakukan diri

yang tak ingin dilakukan diri.

 

Banyak hal yang kita mau.

Banyak hal yang kita pikirkan.

Tetapi langkah-langkah maju seolah buntu.

Kenapa bisa begitu.

Kenapa, kita seolah tak mampu..

 

Apa yang salah..

Apa yang sebenarnya harus dilakukan.

Apa, yang sebenarnya harus dipahami

untuk dijalani,

untuk langkah-langkah benar..

 

Okee mungkin yang salah

adalah kadar usahamu sendiri.

Atau yang salah,

kamu tidak paham bahwa itu bukan bagianmu.

 

Mungkin, diri diri tidak selalu begitu salah.

Tentang tekad sebetapa mau melangkah

hingga lelah, tetapi tidak berbuah.

juga tentang pemaksaan yang tidak

selaras dengan rasa kesesuaian.

 

Selain kita percayai kekuatan usaha,

mungkin sisi lainnya juga

harus kita percayai sebuah ketentuan,

dan kita terima.

Dengan lapang dada.

 

Beri Aku Cara Untuk Melupakanmu

Aku tepekur dihadapan jendela.

Menatap hujan diluar.

Sembari mendengarkan beberapa

musikalisasi puisi tentang rasa.

Mengingatmu.

 

Sampai hujan itu reda.

Dan pikiranku tentangmu

tak ikut usai.

 

Kenapa kau menyebalkan sekali.

Tak dapat kulupakan.

Membuatku merasa tersiksa

setiap hari.

 

Kekasih.

Aku ingin aku melupakanmu.

Aku ingin tak menerus mengingatmu.

Aku harus bagaimana.

Beri aku cara..

 

Ketika Diri Orang Merasa Tak Bermakna

 Pantas saja,

ketika ada yang memberi warna

merengkuh, membuatnya kembali me-rasa.

 

Merengkuh yang rapuh.

 

Tak heran jika kemudian ia

memberikan kepercayaan yang utuh

harapan yang penuh.

 

Ia sedang mempunyai tempat mengeluh..

 

Secara sadar tak sadar, sangat berpengaruh.

 

Apa kabar hatimu yang sebelumnya kau katakan keruh

ekspresi muka yang sebelumnya selalu nampak lusuh

apakah terasa sudah terbasuh?

 

Apa kabar hatimu,

bagaimana harimu,

apakah sungguh mulai baik-baik saja

dan mulai hilang rasa putus asa..

 

Pada Kecewa-kecewa yang Menghampiri

Pada kecewa-kecewa yang menghampiri.

Aku sampaikan sesakku secukup hati menerima.

Dan emosi mengalir sewajarnya..

Sendirinya terkuak saja.

 

Dan pada hening yang menyeruai

Aku sampaikan sedihku terurai.

Sesakku terberai.

Kali itu keadaan tak bersahabat,

kusampaikan kepengapan.

 

Yang membosankan sedemikian.

 

Menjadi Hambar

Semenjak itu,

membuat diantara kita berubah.

Semacam timbul resah atau gundah.

Perbincangan menjadi tak lagi mudah.

Semacam tidak lagi sama arah.

 

Tentang berubah,

kesimpulanku hanya entahlah.

Rasanya jiwa ingin berpindah.

Bukan bersamamu tak lagi indah.

Aku terkesan begitu tak ramah.

Hanya saja ini benar-benar sudah tak mudah.

 

Aku Bukan Tidak Mengusahakannya..

Jika aku pikir-pikir dan ingat-ingat juga, yang kulakukan dulu itu adalah mengusahakannya.. Namun tetap saja Apa se-telak itu pribahasa ...