Selasa, 29 Maret 2022

Aku Tak Punya Sebuah Judul

Aku lebih melihat kita berdua sebagai orang yang pesakitan.
Tersembunyi di dalam tanpa orang-orang ketahui.
Dibalik segala hal yang dilakukan.
Rutinitas harian.
Pencapaian.
Semuanya.. sekedar.
Pengisi, sekaligus untuk menutupi.

Dalam diri, ada hal yang begitu berisik.
Sayangnya ini tak seindah alunan musik.
Mengganggu setiap waktu.
Terlampau sering dan tak beranjak.
Tak kunjung beranjak..

Senin, 28 Maret 2022

Senetral Ini

Senetral ini.
Seandainya keadaan senetral ini bertahan lama,
sepertinya akan lebih baikan dari situasi-situasi 
membingungkan yang selalu datang.
Selalu bingung bagaimana mengambil tindakan.
Bagaimana baiknya memberi respon perlakuan.
Bagaimana baiknya, mengenai tidak membiarkan.
Atau baiknya, pengabaian yang berkelanjutan.
Bagaimana baiknya pilihan..

Sabtu, 26 Maret 2022

Aku Kau Anggap Apa?

Aku kau anggap apa?
Dianggap baik pun aku sadar tidak layak.
Bahkan tidak ada alasan untuk mengelak.
Kesalahanku, kekuranganku.. banyak. Telak.
Aku tak baik untukmu.
Aku tak tepat untukmu.
Pilihanmu itu.. tepat.
Menjauhiku.

Terus Kembali Kebelakang

Diabaikan sedikit, aku terus kembali kebelakang.
Aku tetap tak bisa menahannya berulang-ulang.
Tetap seperti bagian yang disesalkan hilang,
atau yang diinginkan namun tak kunjung tergapai, malang.

Malang sekali dirimu terus saja ada di kubangan itu.
Berbagai hal diluar dirimu hanya kau gunakan untuk menutupi itu.
Terus saja satu-persatu.
Namun tak juga dapat membuka pintu yang berusaha kau ketuk itu.

Selasa, 22 Maret 2022

Ketika Kamu Tidak Ada

Ketika kamu tidak ada,
aku seperti baik-baik saja tidak merasakanmu.
Ketika kamu muncul walau sekejap saja,
semestaku berantakan untuk sementara.
Porak-poranda.
Aku harus mengorbankan waktu untuk merasa baikan.
Sayangnya denganmu semua percuma.
Tak ada yang bisa diharapkan.
Ketulusan, kesungguhan, atau membuat sedikit bahagia.
Tak ada.

Seandainya mengabaikan itu mudah,
mungkin tidak akan ada beban yang begitu membuat jengah.

Sabtu, 19 Maret 2022

Masih Tak Berjudul

Rasa takutmu itu ternyata feelingmu.
Atau rasa takutmu itu ternyata memang 
kesadaranmu, penilaianmu, atas dirimu sendiri.
Kamu memang benar jujur seperti itu,
dan ternyata memang terbukti perkiraanmu itu.
Kalau dirimu tak menyanggupi.
Benar-benar tak dapat memenuhi.

Sebenarnya itu memang cukup mengecewai.
Aku hanya ingin berusaha tidak benci sama sekali,
atas itu.
Setidaknya kau sudah jujur sebegitu.
Bahwa kau tidak menyanggupi.
Dan itu benar terjadi.
Berkali-kali.

Jumat, 18 Maret 2022

....

Aku bersembunyi dibalik semua hal yang kulakukan.
Maksudku, aku menyembunyikan sesuatu.
Aku menyembunyikan kesedihanku.
Hal-hal yang tertahan itu.
Tetapi tidak dapat dipaksakan,
karena berkaitan dengan diri yang lain.

Aku ingin bisa mengabaikan itu.
Aku ingin tak terlalu merasakan itu.
Aku ingin seperti baik-baik saja.
Tak ada apa-apa.

Rabu, 16 Maret 2022

Aku Berbohong

Aku ingin menyatakan suatu pengakuan, 
aku berbohong ketika aku berkata 'setuju'.
Aku hanya mengira bahwa aku bisa 
menerimanya, menyelaraskannya, menyanggupinya.
Pada kenyataannya ternyata aku tidak,
aku tidak seperti itu, aku tidak mampu.
Aku menyerah,
aku tidak menyanggupinya.

Frame

Dalam sebuah frame yang berisi dua orang, 
rahasianya dimiliki oleh dua bagian. 
Bisa saja keduanya sepemikiran dan berbeda pikiran. 
Atau ketika sudah sangat berselarasan, 
bisa saja menyamakan hal-hal 
yang sudah dilalui bersama.

Dalam hal mengakui, menjadi hak masing-masing dan itu telak. 
Mengagumkan ketika tidak ada tuntutan, 
hanya pengertian dan tetap memberi dukungan. 
Apapun keputusannya.

Sikap semacam itu, luar biasa. Tulusnya.

Senin, 14 Maret 2022

Bagaimana Jika

Bagaimana jika aku hilang dari bagianmu.
Tak muncul, tak ada.
Tak ada dihadapanmu.
Tak menjadi bagian duniamu.
Bagian kecil duniamu, lagi.
Tak kau ketahui lagi. Keberadaannya.
Tak kau kenal lagi.

Yang kukira kau akan baik-baik saja.
Tak kan berarti apa-apa.
Tak kan berpengaruh apa-apa.

Minggu, 13 Maret 2022

Tanpa Judul

Aku merasa, 
hampir tidak percaya bisa mengenalmu lagi.
Bisa lagi terasa dekat, meski sekejap.
Bisa meluapkan semuanya, meski tanpa akhir tuk menetap.

Kukira mustahil.
Kukira, tak akan pernah lagi. Sama sekali.
Kukira kau sudah benar-benar pergi.
Hilang dari jangkauanku.
Semakin mengagumkan, terlampau jauh
dan tak mungkin lagi dapat kusentuh.

Kejutan semesta memang tak dapat ditebak.
Perihal hati memang tak bisa dibohongi. Telak.

Aku yang terlampau biasa dan terlalu berproblema,
tak layak untukmu.
Setidaknya terima kasih masih mau menghadapkan wajahmu,
masih mau berbicara dengan gaya menyenangkan,
masih mau menganggap teman.

Jumat, 11 Maret 2022

Aku Terima

Bagaimana aku bisa menjalaninya dan baik-baik saja.
Lama-lama aku menjadi tidak yakin pada mampuku sendiri.
Kita itu berbeda, pola pikirnya dan cara kerja perasaannya.
Aku ini wanita, yang artinya rumitnya tak perlu diragukan lagi.
Tak sepertimu, nampaknya simple-simple saja.
Nampaknya bisa baik-baik saja.

Aku tidak tahu bagaimana aku harus membawa diriku.
Atau menjalaninya.
Akan seberapa lama aku bisa menahannya.
Atau akan seberapa lama diamnya rasa yang ada.
Yang kubisa, hanya mengharap semoga.
Semoga baik saja berjalannya.
Jika memang harus berjalan menyiksa, baik aku terima.
Karena aku tak punya pilihan lainnya.
Atau jikapun rasanya akan hilang dalam waktu tak lama,
aku juga terima. 

Kamis, 10 Maret 2022

Bagaimana Nanti Saja

Aku seperti berjalan diliputi puisi.
Lihat saja sampai kemudian itu berakhir.
Mungkin aku akan takjub pada diri sendiri,
bangga bisa melewatinya, melaluinya.

Akan menjadi kisah lama, kenangan yang ditunda.
Entah akan menjadi dibenci atau tetap disukai.
Entah akan tetap bermakna atau hambar sia-sia.
Sudahlah bagaimana nanti saja.
Kita lihat saja akhirnya.

Seberbeda Itu Sampai Waktu Kesekian

Yang menjadi masalah adalah ketidaksesuaian yang ada.
Kita seberbeda itu. Tidak berselarasan.
Sebenarnya berbeda itu menarik, menyenangkan.
Tetapi masalahnya, disini disertai tidak didukung semesta 
(mungkin istilahnya).
Banyak hal yang diusakan seolah terjadi tidak diizinkan.
Proses perjuangan seolah tak dimudahkan.
Atau bahkan, hasil pemikiran pun malah tak berselarasan.
Tak kunjung bertautan.

Kita tetap saja seberbeda itu sampai waktu kesekian.
Entahlah akan bagaimana nanti pengakhiran.
Aku tak ingin mengira atau membuat suatu keputusan.
Karena hatiku pun bodoh, akan merasa kesakitan.
Jika ditinggalkan.

Yang Disimpan Akan Tenang

Biar diamkan terpendam. Tak terusik mendekam.
Akan ada waktunya, rasa menggebu itu sirna padam.
Simpan, simpan sendirian sebagai kenangan.
Sebagai rahasia tak berkelanjutan.
Sebagai usai berkesudahan.
Biar tenang, tak mengusik lagi perasaan.
Nantipun akan bertemu tenang.
Riuh itu akan hilang.
Tak lagi berlalu-lalang, atau menjadi hantu kunang-kunang.
Biar, yang disimpan akan tenang.

Sabtu, 05 Maret 2022

Menurih Perasaan

Tentangmu seperti selalu menurih-nurih perasaan.
Tidak tahu kenapa, tidak dapat dijelaskan.
Tidak tahu lebih baik memeluk luka ini atau melepaskan.
Keduanya sama-sama tetap terasa sakit.
Menyisir hati. Tak terdefinisi.

Selasa, 01 Maret 2022

Kau Penyembuh Sekaligus Penyakitku

Kau penyembuh sekaligus penyakitku.
Sudah seperti syair di laila majnun.
Kau penyembuh atas perasaan lamaku,
perasaan yang lama waktu menggerogoti
dan tak kunjung terobati. Kau hadir,
dan mampu mengobati sebagai pengganti.
Nahasnya, justru perasaan itu malah berpindah
padamu. Sebagai penyakit baru.

Aku Bukan Tidak Mengusahakannya..

Jika aku pikir-pikir dan ingat-ingat juga, yang kulakukan dulu itu adalah mengusahakannya.. Namun tetap saja Apa se-telak itu pribahasa ...