Aku sebenarnya sendiri.
Tak ada yang selaras menemani.
Belum ada lagi pengganti.
Bukan sebelumnya tak berarti.
Tetapi jika memang tak selaras,
sulit untuk terus berlanjut lagi dan lagi.
Mungkin nanti.
Mungkin nanti ada lagi.
Yang pasti. Toh hanya satu yang pasti.
Hanya satu untuk setiap diri.
Hanya satu yang diberi.
Hanya satu, yang selayaknya kita miliki.
Kita, hanya perlu mengiringi waktu meniti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar